Mengapa Semua Orang Bisa Belajar Apa Saja? Ini Jawaban Ilmiah dan Praktisnya

kemampuan seseorang berkembang bukan ditentukan oleh bakat bawaan atau latar belakang awal, melainkan oleh keyakinan bahwa usaha, strategi belajar yang tepat, dan kegigihan akan membawa hasil.

Jun 8, 2025 - 20:12
Jun 9, 2025 - 10:54
 0  16
Mengapa Semua Orang Bisa Belajar Apa Saja? Ini Jawaban Ilmiah dan Praktisnya

Di era modern yang serba terbuka, akses terhadap ilmu pengetahuan menjadi hak universal bagi setiap individu. Namun, tidak jarang kita masih menemukan pandangan sempit yang menyatakan: “Maaf, ini ilmu saya. Anda tidak akan bisa memahaminya karena latar belakang Anda berbeda.”

Pernyataan seperti ini mencerminkan cara pandang yang ketinggalan zaman, seolah-olah ilmu pengetahuan bersifat eksklusif dan hanya boleh dikuasai oleh kalangan tertentu padahal pilihan cara dan metode belajar banyak sekali, baik secara digital seperti AI dan bacaan Ebook jurnal di internet dan buku buku digital

Dalam dunia yang didorong oleh kolaborasi lintas disiplin, batas-batas keilmuan menjadi semakin cair. Justru kemampuan untuk belajar lintas bidang dan menghadirkan perspektif baru sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, penting untuk mengkritisi dan mematahkan argumen sempit tersebut berdasarkan teori pendidikan dan psikologi modern.

Landasan Teori 

Konsep growth mindset yang diperkenalkan oleh psikolog Carol S. Dweck (2006) menunjukkan bahwa kemampuan seseorang berkembang bukan ditentukan oleh bakat bawaan atau latar belakang awal, melainkan oleh keyakinan bahwa usaha, strategi belajar yang tepat, dan kegigihan akan membawa hasil.

Seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dan keterampilan dapat dilatih akan jauh lebih mampu menguasai bidang baru dibandingkan mereka yang menganggap kecerdasan sebagai sesuatu yang tetap (fixed mindset).

Sejalan dengan itu, lifelong learning atau pembelajaran sepanjang hayat (Delors et al., 1996) menegaskan bahwa proses belajar tidak berhenti di jenjang pendidikan formal. Setiap manusia memiliki potensi dan hak untuk terus belajar di sepanjang hidupnya, baik untuk pengembangan pribadi maupun kontribusi sosial.

Selain itu, pendekatan transferable skills (Perkins & Salomon, 1992) memperkuat gagasan bahwa banyak keterampilan seperti kepemimpinan, komunikasi, pemecahan masalah, dan manajemen konflik bersifat lintas bidang. Seorang yang berasal dari latar belakang non-teknis, misalnya, dapat belajar dan berkontribusi secara efektif dalam dunia teknologi jika dibekali dengan semangat belajar yang kuat dan kesempatan yang setara.

Contoh Real dilapangan 

Dalam praktik, kita banyak menemukan contoh yang membuktikan bahwa latar belakang bukan penghalang untuk menguasai ilmu baru:

  •  Banyak profesional dari dunia sipil yang berhasil memimpin lembaga publik atau swasta yang sebelumnya dianggap “khusus” untuk satu profesi. Misalnya, beberapa kementerian di Indonesia kini dipimpin oleh tokoh berlatar belakang swasta atau akademisi, namun mampu membawa inovasi yang signifikan.di
  • bidang teknologi informasi, banyak praktisi sukses yang tidak berasal dari latar belakang formal di bidang IT, tetapi belajar secara otodidak atau melalui pelatihan non-formal bahkan temen saya yang sekolah cm pesantren (SMA sederajat) sekarang menjadi Programer senior diperusahaan.
  • Contoh: banyak pengusaha startup digital yang awalnya belajar dari nol, bahkan dari bidang yang sama sekali berbeda seperti hukum atau psikologi bahkan ada yang menjadi Menteri.
  • Di lingkup pengelolaan organisasi keamanan, di beberapa negara maju, konsep civilian leadership memungkinkan warga sipil dengan kompetensi manajerial tinggi untuk memimpin institusi yang sebelumnya dianggap tertutup bagi kalangan militer atau apparat seperti US, Jerman Perancis ,kenapa mereka seperti itu untuk menjaga prinsip supremasi sipil atas militer/aparat untuk memastikan pengelolaan manajerial yang lebih terbuka dan akuntabel.dan supaya kebijakan keamanan selaras dengan visi sipil dan HAM, bukan hanya kepentingan internal militer/polisi..
  • Bahkan di dunia kreatif dan seni, banyak fotografer, penulis, atau videografer yang sukses tanpa latar belakang pendidikan formal di bidang tersebut — mereka belajar dari pengalaman, komunitas, dan pelatihan mandiri.

Pernyataan bahwa seseorang tidak dapat mempelajari suatu ilmu karena latar belakangnya berbeda adalah pandangan yang bertentangan dengan semangat pendidikan modern dan prinsip keadilan akses terhadap ilmu pengetahuan.

Ilmu tidak mengenal batas-batas sempit profesi atau asal-usul. Dengan mindset yang berkembang, semangat belajar sepanjang hayat, dan pemanfaatan keterampilan lintas bidang, setiap individu dapat menguasai dan berkontribusi dalam bidang apa pun yang mereka tekuni.

Seperti kata Nelson Mandela: “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. Maka sudah saatnya kita membangun budaya belajar yang terbuka, saling mendukung, dan menghargai keberagaman latar belakang dalam perjalanan menuju masyarakat yang lebih adil dan berpengetahuan.

  • Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.
  • Delors, J. et al. (1996). Learning: The Treasure Within. UNESCO.
  • Perkins, D. N., & Salomon, G. (1992). Transfer of Learning. International Encyclopedia of Education.
  • Mandela, N. (n.d.). Quotation on education.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow